FAJAR.CO.ID, SENGKANG -- Sumber daya perikanan yang berada di Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo terus-menerus diambil. Tiap tahun dilelang. Namun hasilnya untuk pembangunan infrastruktur jalan nihil.
Nilainya cukup besar, berkisar Rp1,8 miliar masuk menjadi PAD lewat Dinas Perikanan (Diskan) Wajo. Hanya saja, masyarakat setempat justru tidak menikmati hasil tersebut.
Infrastruktur jalan di desa/kelurahan lokasi eks ornamen justru memprihatinkan. Belum pernah tersentuh pembangunan.
Hal tersebut dirasakan oleh anggota DPRD Wajo, Musa. Legislator dari Dapil Kecamatan Pammana - Sabbangparu ini tidak segan-segan menyebutkan kekecewaannya kepada pemerintah.
"Sudah berpuluh-puluh tahun ex ornamen atau rawa di lelang. Kemudian ikannya diambil untuk di jual. Tetapi feedback nya ke masyarakat tidak ada," ujarnya kepada FAJAR, Selasa, 23 Mei.
Legislator dari Partai Bulan Bintang (PBB) merujuk kepada ruas Maroangin - Lagosi di Pammana. Di jalan kewenangan kabupaten ini melintasi Kelurahan Cina, Desa Abbanuange, Tadangpalie, dan Lagosi.
Dari 15 lokasi ex ornamen di Pammana, sebagian besarnya berada di 1 kelurahan dan 3 desa tersebut. Pria berbadan besar ini, memperkirakan sekitar 12 lokasi.
"Tahun ini kembali di lelang. Saya prediksi lebih 2 miliar hasil lelangnya," sesal anggota Komisi III DPRD Wajo.
Kata dia, perintisan ruas Maroangin - Lagosi dilakukan pada tahun 80-an. Hingga sekarang tidak ada pembangunan jalan yang bisa dirasakan masyarakat.
"Aspal ada cuma sepotong-sepotong dan sudah rusak. Karena lapen, aspal tipis," terangnya.