Sejak dahulu masyarakat datang berkunjung ke makam Datuk Kalimbungan untuk membersihkan diri di sungai Panaikang dekat makam dan yang paling banyak dilakukan adalah untuk melepaskan nazarnya diatas kubur. Wisata budaya religi semacam ini sangat berpotensi menjadikan kelurahan Bonto Lebang menjadi Kelurahan wisata yang memeiliki ciri khas tersendiri.
Datuk Pakkalimbungan, yang juga dikenal sebagai Daeng Toa, memiliki nama asli Syekh Muhammad Amir. Datuk Pakkalimbungang, sebagai figur spiritual yang dihormati, menjadi magnet bagi orang-orang yang mencari kedamaian dan harapan.
Tempat ini menjadi tujuan utama masyarakat, tidak hanya dari dalam kabupaten, tetapi juga dari luar, yang datang dengan maksud berziarah atau melepaskan nazar. Daeng Rasulung, pemimpin doa di pekuburan ini, berbagi informasi, bahwa setiap hari makam ini dipenuhi oleh pengunjung yang tak pernah berhenti.
Mereka tiba bersama keluarga, berdoa di bawah bimbingannya, dan kemudian beberapa meluncur ke sungai untuk mandi, sementara yang lain berkumpul di tepi sungai untuk bersantap. Saat kunjungan, saya melihat beragam makanan seperti songkolo, ayam, dan lainnya.
Suasana penuh kebersamaan terasa di sepanjang sungai, menciptakan pengalaman yang mendalam. Di pekuburan, terdapat minyak merah yang disimpan dalam botol kecil, dijual dengan harga 5 ribu per botol.
Minyak ini diyakini memiliki berbagai manfaat tergantung pada niat penggunanya. Minyak ini bukan sekadar barang dagangan, melainkan sarana spiritual dengan beragam manfaat, bergantung pada niat pengguna.