FAJAR.CO.ID,LUWU UTARA -- Dua pekan berlalu pasca banjir bandang yang menerjang Kabupaten Luwu Utara, pada 13 Juli 2020, kini pemerintah daerah tengah fokus untuk melakukan penanganan pasca banjir yang memporak-porandakan sebagian wilayah kota hingga merendam 6 kecamatan.
Tidak hanya memenuhi kebutuhan pokok pengungsi dan pembersihan kota, hal terpenting yang menjadi fokus kerja selama masa tanggap darurat diberlakukan juga berkaitan dengan normalisasi sungai.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Luwu Utara, Suaib Mansur saat meninjau pengerjaan normalisasi sungai oleh Balai Besar Sungai Wilayah Pompengan Jeneberang (BBSWPJ), Minggu (26/7/2020) kemarin menyebutkan, normalisasi sungai harus dilakukan untuk mengembalikan aliran air sungai yang melebar dan menggenangi badan jalan hingga memutus sejumlah ruas jalan.
"Sekarang selain pembersihan kota, harus dilakukan normalisasi karena percuma kalau kota kita bersihkan tapi sungainya tidak, air juga akan tetap ke jalan. Hanya karena memang kendalanya adalah elevansi sungai yang sudah lebih tinggi dari jalan karena pendangkalan, oleh karena itu dari balai sekarang memulai pekerjaan normalisasi dari hilir ke arah hulu, sembari memasang gorong-gorong untuk meninggikan badan jalan agar air tak lagi tergenang. Dan karena ini masih wewenang dari balai maka kami dari PUPR Pemda sifatnya supporting dan kita siap mendukung," terang Suaib.
Berdasarkan data inventaris, sejauh ini ada 41 alat berat excavator dari Dinas PUPR, BUMN dan Kementerian Balai PUPR yang bekerja sama pada titik sungai Masamba, Kota masamba, Sungai Radda dan Poros Jalan Nasional yang dimobilisasi untuk normalisasi sungai dan pemulihan jalan.(*)