Utilitas IKA Unhas, Antara Jualan Pribadi dan Organisasi

  • Bagikan
Mulawarman

Yang paling penting bukan itu, tapi akuntabilitas kinerja ‘jualan’ Ketum itu agar sebisa mungkin kedudukannya dapat memberikan manfaat sebanyak mungkin bagi karir dan jaringan para alumninya. Harus ada reward and punishment yang jelas dengan Ketum jenis ini. Pengawasan dari jaringan alumni pun harus kuat, sehingga benar-benar apa yang dilakukan Ketum IKA Unhas itu untuk manfaat organisasi.

Bila sudah begitu, maka akan banyak alumni yang akan merasakan manfaat dan bahkan bisa jadi rugi kalau alumn tidak ikut di dalamnya atau berIKA Unhas.

Kalaupun selama ini banyak alumni yang apriori dengan IKA Unhas atau bahkan mengganggap adanya seperti tidak ada, karena memang mayoritas Alumni selama puluhan tahun tidak merasakam ada atau dapat manfaat. Lebih buruk lagi organisasi hanya mempertontonkan kelompok kelompok orang dekat atau penikmat, bergiliran memenangkan arisan jabatan dirut, komisaris dan proyek untuk diri sendiri. Bahkan, ada sinyalamen kuat, alumni berkomplotan menjatuhkan sesama alumni, seperti di kasus Ketua KPK Abraham Samad yang Alumni Unhas. Ini bisa menumbuhkan antipati dan sinisme. Karenanya, kalau tidak beri manfaat, mengapa harus berhimpun dalam Ikatan, mengapa harus ada IKA Unhas.

Akhirnya, selamat berMubes. Semoga dapat memilih Ketum sejati yang bisa memberi manfaat bagi banyak alumni; bukan untuk segilintir orang dekat yang penikmat atau 'pemain’, kepentingan pribadi. Begitu di, harapan kita Alumni Unhas. Tabe kamase. (*)

  • Bagikan