Kabag Organisasi, Muhammad Hadi, berharap tiga calon inovasi baru ini akan segera ditindaklanjuti dan diharapkan menjadi pemicu utama dalam menurunkan angka stunting di Sulawesi Selatan, khususnya di Luwu Utara.
“Kita telah memformulasikan beberapa inovasi dengan mengelaborasi beberapa masalah utama yang menyebabkan terjadinya kasus stunting, seperti terjadinya pernikahan dini, terjadinya anemia pada anak usia remaja, dan terjadinya bayi lahir pendek,” jelas Hadi.
Hadi mengatakan, untuk inovasi Tablet Indah diharapkan menjadi solusi untuk mengatasi kasus anemia pada remaja putri. Sementara untuk mengatasi kasus bayi lahir pendek, inovasi Kelompok Pangan Sehat (Kepo Ga Sih) diharapkan menjadi solusi tepat.
Bagaimana mengatasi atau mencegah pernikahan dini? Hadi mengatakan, dengan pelibatan Tokoh Agama untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, diharap menjadi solusi yang tepat untuk mencegah terjadinya nikah dini. Inovasi itu diberi nama Satu Desa Satu Tokoh Agama atau SADIS TA.
“Kita berharap tiga inovasi ini dikerjakan secara bersama-sama dengan semua stakeholder terkait, seperti Dinas Kesehatan, DP3AP2KB, Bappelitbangda, Dinas Pendidikan, dan Perangkat Daerah terkait lainnya,” tandas Hadi. (*/fnn)