Bakal Aliri 200 Hektare Sawah, Proyek Irigasi Lamole Justru Terancam Batal, PUPR Sinjai: Kami Cari Solusi Terbaik Demi Petani

  • Bagikan
Ilustrasi irigasi.

FAJAR.CO.ID, SINJAI -- Pembangunan irigasi Lamole yang terletak di Desa Lamatti Riattang, Kecamatan Bulupoddo terancam batal sesuai rencana. Hal itu disebabkan karena belakangan muncul penolakan dua orang saat irigasi ini mulai dibangun.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Irigasi pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Sinjai, M Ridwan mengatakan, sebelum pelaksanaan kegiatan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat. Termasuk dua kali melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

Waktu itu, dia menyampaikan jika irigasi ini memiliki lebar saluran yang akan melewati lahan warga sekitar 60 sentimeter. Namun, pihaknya tidak menyiapkan ganti rugi lahan karena keterbatasan anggaran. Masyarakat pun sepakat dan mendukung karena irigasi ini akan mengaliri 200 hektare sawah tadah hujan milik mereka.

Apalagi pembangunan irigasi sudah bertahun-tahun dinantikan dan kini sudah ada di depan mata. Hanya saja, saat proses pembangunan dimulai, ada dua warga yang keberatan karena lahannya dilalui. Keduanya meminta ganti rugi lahan.

Atas kejadian ini, pembangunan sementara dihentikan. Ia bersama Camat Bulupoddo dan pemerintah setempat melakukan komunikasi atas persoalan ini. "Sekarang kami masih melakukan komunikasi, memberikan pemahaman jika irigasi ini akan berdampak positif terhadap produksi pertanian di Bulupoddo," bebernya, Selasa, (2/8/2022).

Jika komunikasi yang dilakukan terus berlarut, maka besar kemungkinan proyek ini batal direalisasikan. Bahkan, jika melewati masa kontrak, maka proyek yang menelan anggaran sekitar Rp7 miliar ini akan dikembalikan ke pusat.

  • Bagikan