Di antaranya adalah SK Bupati Luwu Utara tentang penetapan desa model menuju desa inklusi, serta SK Bupati Luwu Utara tentang pembentukan kelompok kolaborasi menuju desa inklusi.
Selain itu, adanya Instruksi Presiden (Inpres) tentang Penyandang Disabilitas. Semua hal itu, kata dia, akan berdampak positif terhadap terwujudnya desa inklusi di Kabupaten Luwu Utara.
“Kita tentu berikeinginan untuk selangkah lebih maju dari kondisi yang ada sekarang. Olehnya itu, yang terpenting adalah bagaimana membangun optimisme dengan baik,” imbuhnya.
Sementara itu, USAID Acting Director Office, Ellexis Gurrola, mengaku bangga dengan Kabupaten Luwu Utara. Ia mengaku terus berjuang untuk mendukung masyarakat Indonesia.
“Saya berkomitmen meningkatkan antusiasme dan memperkuat organisasi masyarakat sipil di Indonesia, termasuk di Kabupaten Luwu Utara,” tutur Ellexis, didampingi penerjemahnya.
Pada kesempatan yang sama, Senior Technical Advisor, Luthfi Ashari, mengatakan bahwa kedatangan Tim USAID ke Luwu Utara dalam rangka evaluasi program USAID Madani.
“Kami selama 2 tahun ini menjalankan program secara langsung di Luwu Utara, dan kedatangan kami ke sini untuk mengetahui manfaat apa yang sudah dirasakan masyarakat, khususnya yang menjadi lokus program USAID Madani,” jelas Luthfi.
Pihaknya juga ingin mengetahui perubahan-perubahan apa saja yang sudah terjadi di desa Pincara. “Kami ingin mendengar terkait perubahan-perubahan yang telah terjadi atas adanya program USAID Madani ini. Saya rasa ini adalah sebuah proses yang baik,” tandasnya (ZJA/LH)