Deputi Litbang BKKBN-RI Puji Penanganan Stunting di Kabupaten Luwu Utara

  • Bagikan

Sementara Bupati Indah Putri Indriani di hadapan Deputi BKKBN dan Kaper BKKBN Sulsel, mengatakan, penanganan Stunting harus melibatkan semua pihak. “Bicara stunting banyak sekali yang dilibatkan di dalamnya. Kemudian kita melakukan pendekatan konvergensi. Jadi, ada penyatuan program kerja untuk mengantisipasi masalah Stunting,” jelasnya.

Dikatakan Indah, komitmen pemerintah daerah dalam percepatan penurunan Stunting dapat dilihat dari diterbitkannya berbagai regulasi tentang percepatan penurunan Stunting. “Adapun target penurunan stunting berdasarkan RPJMN 2019-2024 terdapat 30,8 kasus stunting berdasarkan Riskesda 2018 dan targetnya adalah di 14% pada tahun 2024,” kata dia.

“Sementara untuk RPJMD Luwu Utara di tahun 2021 berdasarkan laporan e-PPGBM, Luwu Utara data awalnya ada di 12,7% dan 2024 targetnya ada di 13%. Jadi, sebenarnya sudah berada di bawah target yang telah ditetapkan. Meskipun demikian, kami tetap berikhtiar agar penurunan angka stuting semakin laju di kabupaten Luwu Utara,” harap Indah.

Kendati demikian, target yang sudah dicanangkan tidak dapat terwujud jika tidak didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas. “Yang paling penting dari angka-angka ini adalah tugas kita menghadirkan SDM yang berkualitas karena kita berbicara Stunting. Apalagi kita sedang mempersiapkan generasi emas menuju Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulsel, Andi Ritamariani, menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi kepada Bupati Luwu Utara bersama seluruh jajarannya atas berbagai inovasi yang dilahirkan dalam rangka mengakselerasi penurunan Stunting, utamanya dalam pelaksanaan Bazaar Sehari Lomba Menu Cegah Stunting.

  • Bagikan