Ia berharap, program ini tidak berhenti sampai di sini, tanpa ada tindak lanjutnya. Pihaknya tentu berharap program ini sustainable, karena pengembangan kembali jeruk Malangke adalah mimpi semua pihak yang mesti diwujudkan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat Luwu Utara. “Kita berharap program ini tidak berhenti sampai di sini. Kita ingin ada keberlanjutannya, karena sejarah mencatat bahwa jeruk Malangke telah mengalami ujian beberapa waktu lalu, dan itulah yang diingat terus oleh generasi saat ini,” imbuhnya.
“Kita juga berharap kejayaan itu kembali lagi dan tentu harus dimulai dari kolaborasi antara Peneliti Unanda, masyarakat dan tentunya disokong oleh Pemda Luwu Utara melalui inovasi-inovasi yang akan kita lakukan ke depan,” sambung Sukriming.
Ia meyakini program ini dapat berjalan dengan baik karena sudah terbangun komitmen yang kuat antara Unanda dan Pemda Luwu Utara, yang disokong oleh stakeholder terkait lainnya. “Kami memiliki sumber daya manusia dalam hal ini dosen dan peneliti, termasuk mahasiswa, baik S1 dan S2, sehingga program ini bisa menjadi program yang sustainable. Mungkin nanti Dinas Pertanian bisa diprogramkan, dan kami mendukung dari sisi SDM-nya,” pungkasnya.
Upaya ini rupanya tidak bertepuk sebelah tangan. Mengingat program ini mendapat dukungan dari stakeholder terkait lainnya. Hal itu dibuktikan dengan kehadiran beberapa pihak dalam FGD kali ini, di antaranya Kepala Bappelitbangda Alauddin Sukri, Kadis PUTRKP2 Muharwan, penyuluh pertanian, tokoh pemuda Kecamatan Malangke dan Malangke Barat, POPT Provinsi Sulsel Sari Alam, Peneliti Unanda Dr. Taruna, serta beberapa dosen Unanda. (LH)