Saat ditanya persiapan jelang tes, wanita yang mengambil profesi apoteker di Unhas ini menyebutkan bahwa dirinya tidak memiliki persiapan khusus. Sama seperti peserta lain, dia juga belajar secara mandiri, sesekali belajar bersama keluarga dan rekan kerjanya di RS Hikmah Masamba.
“Saya terkadang belajar lewat YouTube,” terangnya. Diakuinya, peran terbesar terletak pada doa orang tua dan suami. “Jangan lupa berdoa, ini penting. Itulah kenapa saat saya dapat nilai tinggi, orang tua dan suami ikut terharu,” ujar Rifkah mengingatkan betapa penting peran dan dukungan orang tua, suami dan keluarga lainnya.
Alumnus Universitas Tadulako Palu ini juga tak lupa berbagi tips untuk peserta yang lainnya. Dia mengatakan, untuk mengerjakan soal-soal CPNS yang sangat dibatasi oleh waktu, maka peserta wajib memiliki manajemen waktu dan mampu menyiasati waktu yang telah ditentukan.
“Kalau saya sih lebih kepada manajemen waktunya, karena pada dasarnya kalau memang waktunya banyak, semua soal pasti bisa dijawab, tapi tes kali ini ‘kan waktu sedikit, makanya butuh konsentrasi untuk menjawab soalnya,” jelas Rifqah.
Soal kinerja dan pelayanan panitia SKD CPNS, baik panitia seleksi nasional (paselnas) dari BKN maupun panitia seleksi daerah (panselda) dari Pemda Luwu Utara, alumnus SMA 12 Luwu ini juga tak lupa memberikan apresiasi atas pelayanan yang diberikan panitia.
“Kinerja panitia sudah sangat bagus. Kami dilayani dengan baik,” kata dia singkat.
Untuk diketahui, perempuan kelahiran Cakkeawo 26 Oktober 1991 ini mengambil lokasi formasi di Puskesmas Sabbang, dengan formasi jabatan Ahli Pertama – Apoteker.