Masa Jabatan Presiden Diperpanjang? Pengamat Politik: Enak Betul, Pak

  • Bagikan
Pengamat politik Adi Prayitno (tengah) saat konferensi pers "Selamatkan Jokowi, Tolak Penundaan Pemilu" di Kantor DPP Projo, Jakarta, Rabu (28/12/2022). (ANTARA)

FAJAR.CO.ID, JAKARTA - Pengamat politik Adi Prayitno menyebut tingginya hasil survei tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak bisa dijadikan alasan memperpanjang masa jabatan maupun penundaan pemilu.

Menurut Adi, responden yang menyatakan puas dengan kinerja Jokowi pun tidak menginginkan jabatan presiden yang tidak terbatas.

"Itu menjadi pesan moral yang sebenarnya harus dipegang oleh elite-elite di negara ini," kata Adi di Kantor DPP Relawan Pro Jokowi (Projo), Jakarta, Rabu (28/12).

Adi mengatakan dari sejumlah hasil survei memang menunjukkan tingginya tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Presiden Jokowi. Namun, katanya, di tengah masyarakat yang menyatakan puas itu, mereka tidak menginginkan Presiden Jokowi 3 periode, apalagi terjadi penundaan Pemilu 2024.

"Siapa pun yang berkuasa, sebesar apa pun tingkat kepuasan publik, sebesar apa pun dukungan terhadap Jokowi melimpah, itu bukan alasan untuk melakukan penundaan pemilu," ujar Adi.

Direktur eksekutif Parameter Politik Indonesia itu menyebut tawaran kekuasaan tersebut suatu yang menggiurkan dan sebuah kemewahan. Oleh karena itu, seorang presiden harus memegang teguh iman politiknya dalam menghadapi wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden yang kembali digulirkan.

"Siapa yang tidak mau pada penundaan pemilu, yang itu ditafsirkan sebagai kemewahan yang dimiliki oleh seorang presiden, presiden diperpanjang masa jabatannya dua tahun, tiga tahun, tanpa ada pemilu. Enak betul itu, pak. Itu rayuan surga," tuturnya.

  • Bagikan