Siap Jadi Saksi Tak Dibayar, Nelayan di Lutra Deklarasikan Dukungan untuk AMIN

  • Bagikan
Deklarasi gerakan Pemantau AMIN - Saksi AMIN Tak Mau Dibayar (Paman Satamar) yang digelar Sabtu (16/12/2023) di Desa Munte, Kecamatan Tana Lili, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. 

FAJAR.CO.ID, LUWU UTARA -- Sejumlah warga yang tergabung dalam komunitas nelayan di Luwu Utara (Lutra) tak mau ketinggalan menyuarakan aspirasi politik mereka terkait dengan Pilpres yang akan datang.

Mereka melakukan deklarasi gerakan Pemantau AMIN - Saksi AMIN Tak Mau Dibayar (Paman Satamar) yang digelar Sabtu (16/12/2023) di Desa Munte, Kecamatan Tana Lili, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. 

Para nelayan yang merupakan anggota Simpul Masyarakat Pilihan Anies (Simpanies) Kabupaten Luwu Utara mendambakan Anies Baswedan terpilih sebagai presiden Indonesia berikutnya.

Dalam kegiatan tersebut salah satu nelayan, Rajab (22) menyampaikan bahwa kehidupan nelayan selama ini benar-benar tidak menguntungkan.

Selain karena sumber daya berupa perahu dan alat-alat biota lainnya sebagai bahan penggerak nelayan yang kurang memadai, juga karena harga rumput laut menurun signifikan dalam 2 tahun terakhir. 

"Selama ini alat-alat kerja nelayan seperti perahu dan mesinnya kurang memadai untuk bisa bekerja maksimal. Harga rumput laut juga turun drastis, dulu dikisaran 40-45 ribu per kilo tapi sekarang hanya 12-13 ribu perkilogram," keluhnya.

Karena itu, Rajab berharap ada perubahan nasib mereka sebagai nelayan. Ia percaya bahwa pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar akan mampu menghadirkan perubahan bagi bangsa, termasuk memperbaiki nasib para 

Ketua DPP Simpanies Sarju Junaedi yang ikut menyaksikan deklarasi tersebut mengatakan bahwa komunitas nelayan siap menjadi saksi AMIN tanpa dibayar, demi mengusung perubahan. 

  • Bagikan