Mesae

  • Bagikan

Sebelum ini, Bapak memang belum pernahmendapat bagian anak sapi; bukan berarti pemilik induk sapi tidak membayar jerih payah Bapak, melainkan setiap kali induk sapi itu mengandung; yang menjadi bagian Bapak; ada saja rintangannya. Sesungguhnya, kami telah mengetahui bahwa menjual anak sapi yang masih berada dalam kandungan itu; tidak diperbolehkan; seperti yang disampaikanorang-orang di desaku, tetapi kami tetap saja melakukannya. Beberapa kali, Bapak harus menjual anak sapi yang masih berada dalam kandungan; untuk membayar hutang; keperluan sehari-hari dan yang lainnya; karena kami tidak memiliki uang yang cukup untuk memenuhinya dalam waktu yang singkat. Jadi, dapat diketahui anak sapi kali ini; menjadi satu-satunya harapan keluarga kami; yang bernilai tinggi; yang berhasil tercapai.

Aku memilih untuk tidak mencampuri; sesuatu yang menjadi urusan Bapak; yang tidak melibatkanku. Akan tetapi, adasituasi dan kondisi yang memaksaku untuk membahas ini dari hati ke hati. Hal ini menyangkut proses mesae; anak sapi dari induknya. Aku sangka; hanya makhluk hidupbernamakan manusia; yang akan tampak kehilangan, sulit melupakan dan memerlukan waktu untuk belajar menerimakeadaan. Aku baru saja tahu; lebih tepatnya memahami bahwa seekor sapi pun bisa menampakkan; bagaimana dirinya sekehilangan itu. Aku bersaksi; bagaimana induk sapi tampak terpukul melihatanaknya yang diseret dengan paksa menuju mobil pikap yang ditumpangi seseorang yang telah datang ke rumah ini. Kata Bapak namanya Eko, entah siapa nama lengkapnya; Aku tidak mengenali begitu dekat; ia hanya tampak berbadan kurus, cukup tinggi dan berkulit putih.

  • Bagikan