Di tengah riuh rendah pemberitaan ini, tulisan ini akan menyoroti beberapa pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Menpora baru ke depan. Hal ini penting untuk melihat fokus medan kerja yang harus jadi garapan Menpora baru. Selanjutnya figur yang cocok untuk mengatasi masalah-masalah tersebut.
Pekerjaan Rumah Menpora
Sebelum membahas figur Menpora yang cocok, baiknya melihat lebih dekat tantangan tugas kini dan akan datang. Yang tampak di depan mata adalah dari soal penyelesaian Tragedi Kanjuruhan Malang, perbaikan kinerja PSSI, peningkatan prestasi tim sepakbola Indonesia, masalah jual beli pengaturan skor, pendukung yang tak sportif, target enjadi tuan rumah piala dunia U20, bertarung mengumpulkan prestasi di olimpiadi, serta menjadi tuan rumah olimpiadi 2023.
Data Kemenpora bahkan menyebut lebih banyak lagi, ada sedikitnya 13 tantangan yang harus diatasi. Antara lain rendahnya partisipasi dan kebugaran jasmani masyarakat berolahraga, terbatasnya prasarana dan sarana olahraga, belum dikembangkan sistem pembinaan olahraga prestasi, manajemen kompetisi belum berjenjang, rutin, berkelanjutan.
Selain itu juga tenaga keolahragaan belum memenuhi secara kuantitas dan kualitas 18 (lisensi Federasi Internasional), sport science belum dijadikan dijadikan sebagai faktor utama untuk mendukung prestasi olahraga; dukungan anggaran yang rendah; manajemen organisasi olahraga tidak profesional; tidak ada jaminan masa depan bagi para olahragawan; tidak adanya kurikulum pendidikan khusus atlet; tidak tersedia data base keolahragaan; dan lain-lain.
