PTM 100 Persen Harus Dievaluasi Jika Omicron Menggila

  • Bagikan
Belajar tatap muka

Di Ibukota Jakarta saja, kini sudah terdeteksi 19 pasien Covid-19 dari 15 sekolah.

Menurut Ketua Fraksi PDI Perjuangan itu, jika Kemendikbudristek tidak segera melakukan evaluasi terhadap kebijakan PTM 100 persen, sangat mungkin sekolah akan menjadi pusat penyebaran Omicron.

Apalagi, kata Ahmad Basarah mengutip pernyataan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi, penyebaran Omicron sangat cepat.

Dari 748 kasus Omicron di Indonesia, 569 di antaranya akibat perjalanan ke luar negeri dan 155 kasus akibat transmisi lokal.

"Saya menyarankan, Kemendikbudristek juga Kementerian Agama dan dinas-dinas pendidikan di seluruh Indonesia mempertimbangkan kembali kebijakan PTM 100 persen yang kini sedang dijalankan. Kita tunggu perkembangan Omicron sampai pertengahan Februari, jika perlu sampai awal Maret. Jika sudah aman, PTM 100 persen kita lanjutkan," tegas Ahmad Basarah.

Dia memaklumi kekhawatiran terjadinya learning loos di antara generasi bangsa seperti yang selama ini diungkapkan Kemendikbudristek dalam menerapkan PTM 100 persen. Sebagai dosen yang mengajar di beberapa perguruan tinggi, Ahmad Basarah juga memaklumi pernyataan Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti, yang pernah mengatakan selama pandemi Covid-19 learning loss meningkat 10 kali lipat dibanding pada 2019.

"Saya juga membaca hasil studi yang menunjukkan adanya kesenjangan pembelajaran antara keluarga kaya dan miskin yang meningkat 10 persen akibat pembelajaran jarak jauh. Ini tentu memprihatinkan. Tapi ingat, jiwa generasi muda yang terancam akibat penyebaran Omicron juga harus kita perhatikan," tandas Ahmad Basarah.

  • Bagikan