Skandal Pesta di Tengah Lockdown, PM Boris Johnson Dapat Tekanan Oposisi

  • Bagikan
Perdana Menteri Boris Johnson mendapat tekanan dari oposisi terkait skandal pesta saat lockdown (Jeremy Selwyn / POOL / AFP)

Agar bisa terus bertahan sebagai PM, Johnson harus meraih kepercayaan partainya. Sebab, mereka juga berpeluang mendepaknya. Jika 15 persen anggota Partai Konservatif atau setara 54 legislator mengajukan mosi tidak percaya, jabatan Johnson berada dalam pertaruhan. Dia punya opsi mundur atau mencari dukungan sebanyak-banyaknya.

Jika Johnson mengundurkan diri atau skenario terburuknya dilengserkan, ada dua opsi. Opsi pertama adalah Partai Konservatif menggelar pemilihan internal untuk mencari pengganti Johnson. Itu sedikit rumit dan butuh waktu beberapa bulan.

Opsi kedua adalah menggelar percepatan pemilu. Di Inggris, pemilu digelar lima tahun sekali. Jadwal pemilu selanjutnya adalah 2 Mei 2024. Opsi kedua itu cukup menakutkan. Sebab, para politikus yang kini menjabat juga berpeluang kehilangan kursi jika tidak terpilih kembali. Kekuatan Partai Konservatif di parlemen juga bisa berubah.

Anggota Partai Konservatif Sir Iain Duncan Smith menyatakan bahwa partainya akan memutuskan nasib Johnson dalam beberapa hari ke depan. Dia termasuk golongan yang menentang sikap Johnson.

”Rangkaian pesta di Downing Street itu mengerikan,” ujarnya. Dia menyatakan bahwa seharusnya budaya melanggar aturan seperti itu tidak berkembang di kantor pemerintahan. (sha/bay/jpg/fajar)

  • Bagikan