Pantarlih Terobos Banjir dari Rumah ke Rumah, Beberapa Perumahan Elit Menolak Petugas

  • Bagikan
Salah seorang petugas yang menerobos banjir.

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — Petugas pemuktahiran data pemilih (Pantarlih) Komisi Pemilihan Umum (KPU) Makassar menerobos banjir untuk melaksanakan tugasnya.

Diketahui, KPU RI menjadwalkan pencocokan dan penelitian (Coklit) data Pemilih mulai 12 Februari hingga 14 Maret.

Ada 1.059.745 penduduk di 3998 TPS yang akan dicoklit oleh 3.998 pantarlih di Makassar. Setiap TPS rata-rata 266 orang.

Komisioner KPU Makassar, Endang Sari, mengatakan, Pantarlih KPU Makassar mulai bekerja dan di beberapa lokasi banjir pantarlih terpaksa harus menorobos banjir tersebut.

Dia berharap warga bisa proaktif untuk menunggu pantarlih datang dengan menyiapkan dokumen kependudukan seperti KTP el dan Kartu Keluarga untuk selanjutnya dilakukan pencocokan dan penelitian data pemilih.

“Semoga proses pemuktahiran data pemilih ini bisa berjalan lancar sehingga kita bisa menghasilkan data pemilih yang akurat,” ucapnya dalam keterangannya, Kamis, (16/2/2023).

Endang mengeluhkan adanya beberapa perumahan yang berkarakteristik khusus dan elit yang menolak petugas pantarlih.

“Tapi kondisi tersebut sudah kami komunikasikan dengan pemerintah setempat begitu mendapat laporan,” ujarnya.

Diketahui, pembentukan pantarlih ini sesuai PKPU No. 8 Th 2022 Tentang Pembentukan dan Tata Kerja Badan Adhoc Penyelenggara Pemilihan Umum dan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati dan Walikota dan Wakil Walikota.

Beberapa tugasnya di antaranya, membantu KPU Kab/Kota, PPK dan PPS dalam melakukan penyusunan daftar Pemilih dan pemutakhiran data pemilih; melaksanakan pencocokan dan penelitian data pemilih; memberikan tanda bukti terdaftar kepada Pemilih; menyampaikan hasil pencocokan dan penelitian kepada PPS; dan melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi, KPU Kabupaten/Kota, PPK dan PPS sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

  • Bagikan