Tak Mau Rumahkan Karyawan Hanya Karena PPKM

  • Bagikan

Narto mengaku meskipun biaya operasional harus bertambah, tetapi cara ini diakuinya salah satu yang bisa menyelamatkan usaha dan tetap mempekerjakan karyawannya.

"Jadi saya mulai keluarkan tabungan untuk menambah cost operasional yang meliputi kendaraan dan bensinnya serta biaya makan dan gaji karyawan yang mengantar barang ke daerah," ucapnya.

Narto memperbaiki kacamata yang ia kenakan. Ia curhat kalau semisal ia tak mau berkorban maka usahanya akan tutup, karyawan mau kerja dimana.

"Umpama saya rumahkan mereka mau kerja dimana lagi. Apalagi rata-rata mereka tidak punya sekolah, apa ada perusahaan yang mau terima karyawan yang tidak punya ijazah sama sekali ?," Ucap Narto dengan mata berkaca-kaca.

Narto mengaku membangun usaha tidak semata menarik keuntungan saja. Tetapi memikirkan orang banyak.

Jika ia gagal, maka ia merasa berdosa karena telah membuat orang menderita dengan merumahkannya.

"Saya berharap pemerintah bisa memikirkan ini juga. Jangan mempersulit masyarakat dengan PPKM lebih lama," ucapnya.

Kini Narto memilili 52 orang karyawan. 80 persen diantaranya karyawan yang tidak tamat sekolah dasar. Sehingga ia mengaku prihatin ketika harus merumahkan karyawan.

Sementara untuk bahan baku membuat produksi tersebut, ia pasok dari petani lokal yang ada di Jeneponto dan Malakaji.(*/fajar)

  • Bagikan