Tantangan Peneliti Manuskrip Tarekat, dari Kesurupan hingga Potong Kurban

  • Bagikan

FAJAR.CO.ID, MAKASSAR-- Penelitian sejatinya aktivitas ilmiah. Namun terkadang, seringkali diwarnai kejadian mistis hingga di luar nalar.

Inilah tantangan yang seringkali dialami para peneliti manuskrip tarekat, yang salah satunya diakui sendiri oleh Prof Dr Abdul Kadir Massoweang. Profesor riset berusia 65 tahun ini merupakan peneliti utama/senior di Kementerian Agama RI yang telah meneliti ribuan manuskrip Agama Islam di kawasan Timur Indonesia.

"Kalau bicara tantangan, yang paling keras itu manuskrip tarekat. Itu macam-macam kejadiannnya," kata Prof Kadir dalam Podcast tentang Moderasi Beragama dalam Lektur Keagamaan Islam di Kawasan Timur Indonesia, di Studio Fajar Online, Selasa, 23 November 2021.

Prof Kadir menjelaskan, yang disebut manuskrip adalah catatan yang usianya di atas 50 tahun. Selama penelitiannya, profesor dari UIN Alauddin ini telah berhasil mendokumentasikan lebih 4.000 manuskrip yang tersebar di wilayah kerja Balai Litbang Agama Makassar. Usia dan kondisi manuskrip itu pun beragam, mulai yang puluhan tahun hingga ratusan tahun yang kondisinya amat sangat rapuh.

Dia pun bercerita tentang pengalamannya meneliti sejumlah manuskrip tua. Menurutnya, tantangan yang sering ditemui adalah penolakan dari keluarga ahli waris manuskrip. Dalam kepercayaan masyarakat kebanyakan, manuskrip bukan saja warisan leluhur, tetapi juga barang keramat. Karena itu, pihak ahli waris sering menolak jika ada peneliti yang berkeinginan meneliti manuskrip yang diwariskan secara turun-temurun itu.

  • Bagikan